Back to Top

Hi, Guest!

  LOKASI :  Semarang Kota

Bergabung Selama :

BAGIKAN :   

Bagikan :

Coleus Amboinicus Lour ~ Plectranthus amboinicus ( L.) Spreng.~ Indonesian Daun Jinten ~ Daun Bangun-bangun ~ Daun hati-hati ~ Sukan ~ Acerang ~ Daun Kucing, Daun Kambing ~ Majha Nereng * SMS= + 6285876389979 * SMS= + 6281326220589 * SMS=

Update Terakhir
:
11 / 12 / 2019
Min. Pembelian
:
10 Kilogram (Kg)
Dilihat Sebanyak
:
77 kali

Harga

CALL
Bagikan
:

Perhatian !

Perusahaan ini terdaftar sebagai Free Member. Hindari melakukan pembayaran sebelum bertemu penjual atau melihat barang secara langsung. COD (Cash On Delivery) atau bertemu langsung dengan penjual merupakan metode transaksi aman yang kami sarankan.

Detail Coleus Amboinicus Lour ~ Plectranthus Amboinicus ( L.) Spreng.~ Indonesian Daun Jinten ~ Daun Bangun-bangun ~ Daun Hati-hati ~ Sukan ~ Acerang ~ Daun Kucing, Daun Kambing ~ Majha Nereng * SMS= + 6285876389979 * SMS= + 6281326220589 * SMS=

Coleus Amboinicus Lour Sinonim= Coleus aromatica Benth., Plectranthus amboinicus ( L.) Spreng. INDONESIAN Lokal= Daun Jinten, Bangun-bangun, daun hati-hati, Melayu= Sukan , Sunda= Acerang , Jawa= Daun Kucing, Daun Kambing , Madura= Majha Nereng , Bali= Iwak, Flores= Golong , DAUN BANGUN-BANGUN * SMS= + 62858-763-89979 * SMS= + 6281-32622-0589 * SMS= + 6281-901-389-117 * Email= Nurida479@ rocketmail.com KLASIKASI Tanaman Bangun bangun disebut Coleus Amboinicus Lour sinonim dengan Coleus aromatica Benth. , termasuk kedalam familia Lamiaceae...di Indonesia dikenal dengan Bangun-bangun, daun kucing, daun kambing Inggris: Country borage, Indian mint, Mexican mint Vietnam: Tan day la Cina: Zuo shou xiang, yin du bo he, dao shou xiang Jepang: Kuuban oregano ~ Klasifikasi Kingdom: Plantae ( Tumbuhan) Subkingdom: Tracheobionta ( Tumbuhan berpembuluh) Super Divisi: Spermatophyta ( Menghasilkan biji) Divisi: Magnoliophyta ( Tumbuhan berbunga) Kelas: Magnoliopsida ( berkeping dua / dikotil) Sub Kelas: Asteridae Ordo: Lamiales Famili: Lamiaceae Genus: Coleus Spesies: Coleus amboinicus Lour * * SEKILAS* * ~ Daun Bangun-Bangun ( Coleus amboinicus) sebagai Laktagogum Daun bangun-bangun merupakan tanaman daerah tropis yang daunnya memiliki aroma tertentu sehingga dikenal sebagai tanaman aromatik. Tanaman bangun-bagun ini banyak ditemukan di India dan Ceylon dan Afrika Selatan, memiliki bunga yang bentuknya tajam dan mengandung minyak atsiri sehingga disebut juga Coleus aromaticus. Di India, tanaman ini pula telah lama dikenal sebagai tanaman obat demam malaria, hepatopati, batu ginjal dan kandung kemih, batuk, asma kronik, cekukan, bronkitis, cacingan, kolik dan kejang. Tanaman bangun-bangun ini mengandung berbagai jenis flavonoid yaitu quercetin, apigenin, luteolin, salvigenin, genkwanin. Daun bangun-bangun juga telah dibuktikan sebagai antiinflamasi karena bekerja menghambat respon inflamasi yg diinduksi oleh siklooksigenase, juga terbukti sebagai anti kanker dan anti tumor ( Kaliappan, 2008; Mangathayaru, 2008) . ~ Suatu penelitian yg dilakukan oleh Dijkhuizen et al, 2001 mendapatkan rendahnya kadar mikronutrien ( vitamin A, Fe, Zn) pd bayi sangat berhubungan dengan rendahnya kadar mikronutrien tersebut pada ASI. ~ Daun bangun-bangun ( Coleus amboinicus) merupakan tumbuhan yang banyak dikonsumsi oleh ibu-ibu setelah melahirkan di daerah Toba, Sumatera Utara. Tumbuhan ini dipercaya dapat meningkatkan produksi ASI. ~ Tumbuhan Bangun-bangun ini di daerah Sumatra Utara dan dijadikan panganan pendamping nasi, misalnya sebagai sayuran. ~ Penelitian yang dilakukan oleh Sihombing ( 2006) yang memberikan daun bangun-bangun pada tikus telah membuktikan bahwa tumbuhan bangun-bangun tersebut mengandung zat besi dan karotenoid yang tinggi. Kadar FeSO4 pada daun bangun-bangun ( Coleus amboinicus) dapat diandalkan sebagai sumber besi non heme bagi ibu menyusui. ~ Suatu penelitian yg dilakukan oleh Damanik terhadap ibu-ibu menyusui di daerah Sumatera Utara dengan metoda focus group discussion ( FGD) memperoleh kesimpulan bahwa konsumsi daun bangun-bangun ( Coleus amboinicus) dipercaya dapat meningkatkan mengembalikan stamina ibu, meningkatkan produksi ASI, membersihkan daerah rahim dan kepercayaan itu tetap kuat selama beratus-ratus tahun. Potensinya sebagai laktagogum ditunjukkan oleh daun bangun-bangun yg mengandung saponin, flavonoid, polifenol serta dapat meningkatkan hormon-hormon menyusui, seperti prolaktin dan oksitosin ( Damanik, 2001) . ~ Konsumsi daun bangun-bangun oleh penduduk Sumatra Utara biasanya dalam bentuk sop yang dimasak secara tradisional dengan santan. Suatu penelitian telah mencoba membuktikan karakteristik mutu sop daun bangun-bangun yang dikemas dalam kaleng sebagai suatu bentuk usaha komersil. ~ Selain dipetik langsung dari pohonnya, ibu-ibu menyusui diharapkan dapat mengkonsumsinya dalam bentuk sop kemasan kaleng yang lebih praktis karena tidak perlu menanam pohonnya dan memasaknya terlebih dahulu untuk mendapatkan efek laktagogumnya. ~ Tanaman bangun-bangun ini terbukti mengandung zat besi dan karotin yg tinggi. Selain itu konsumsi tanaman ini dapat meningkatkan kadar zat besi, kalium, seng, dan magnesium dalam ASI serta meningkatkan berat badan bayi ( Warsiki, 2009) .( Sumber= PDGMI, potensi daun bangun-bangun.) * DAUN BANGUN-BANGUN - DAUN JINTEN ( Coleus Amboinicus Lour) Bagian Tumbuhan yang digunakan= Daun atau seluruh tumbuhan. * Khasiat Tradisional Daun Bangun-bangun-Daun Jinten* ~ Puluruh gas ( karminatif) , penurun panas, antibatuk , antiseptik, peluruh ASI dan meredakan Nyeri. ~ DAUN BANGUN-BANGUN atau DAUN JINTEN ( Coleus Amboinicus Lour) berkhasiat untuk mengatasi asma, batuk, demam, rematik, influensa, ayan, perut mulas dan kembung, sariawan, serta melancarkan ASI. * * Daun Bangun-Bangun ( Daun Jinten) Untuk Obat Batuk ~ Ambil sebanyak 7 helai daun Jintan lalu cuci bersih, daun jinten direbus dengan segelas air hingga tinggal setengahnya. Air rebusan daun Jinten ini diminum pagi dan sore hari. * * Daun Bangun-Bangun ( DaunJinten) Untuk mengobati sakit perut kembung atau sariawan. ~ Ambil sebanyak 7 helai daun jintan di cuci lalu di kunyah-kunyah dan airnya ditelan ampasnya di buang. ( Sumber= Prof.H.M.Hembing Wijaya )
Tampilkan Lebih Banyak